Senin, 31 Oktober 2011

ryeozanah~: Boneka DANBO^^

ryeozanah~: Boneka DANBO^^: Danbo diambil dari bahasa jepang "danboru", yang berarti kardus. Danboard atau sering disebut Danbo adalah sebuah tokoh fiksi dari sebuah ma...

Sabtu, 29 Oktober 2011

Ambigu Love Story

Author : Rina Eka Despiana

Genre : GAJE.

cast :
  • Atikah as Hyora
  • Jamilah as Jekyung
  • Rina (me) as Minri
  • Nurbaiti as Ipeh
  • Kelot (rivaldy) as Keylot (ga ada nama yg cocok-_-V dan lagi, rivaldy berperan sebagai cewek di cerpen ini, oh jeongmal mianhae lot -_-V sorry sorry sorry sorry *dance*
“oke! Kamu duluan!”, tukas Jekyung sembari mengacungkan telunjuknya ke muka Hyora.
“hah? Tidak adil”, acuh hyora.
“ppalli hyora! Sama sajaa”, paksa Jekyung.
“ani”, jawab Hyora lagi, mantap.
“hey! Bisakah..”
“oke oke, mulai dari aku saja”, potong Minri mencoba menengahi mereka berdua. Yang lain -Ipeh dan Keylot- hanya diam tanpa kata, tak berkomentar apapun. Sudah biasa melihat Jekyung dan Hyora beradu mulut. Ya iyalah, api ketemu api, mana mau meredam. Sekarang mereka lagi di rumah –tepatnya kamar- Jekyung hanya untuk menghabiskan waktu. Lebih tepatnya, mereka yang ada disana -selain Jekyung tentunya (Minri, Ipeh, Keylot, Hyora)- malas untuk pulang ke rumah.
“ehm, oke, jadi siapa yang kamu suka di kelas?”, tukas Jekyung langsung tudu point.
Minri mendesah. Sudah biasa menghadapi pertanyaan seperti ini setiap kali mereka kumpul-kumpul menghabiskan waktu dan tidak tau apa yang harus dilakukan.
“tidak ada”, jawabnya se-simple mungkin.
“aha?”, Hyora menaikkan sebelah alis seolah berkata ‘cih, pembohong’.
“pasti ada” tambah Jekyung.
“bohong banget” timpal Keylot mulai berkomentar.
“oh yeaah?” komen Ipeh dengan ekspresi yang hampir sama dengan Hyora.
Minri mati kutu melihat setiap ekspresi dan komentar teman-temannya itu. Sebenarnya dia dalam proses untuk move on, tidak, lebih tepatnya breakups dari seseorang yang dia sukai selama kurang lebih satu tahun. Well, dia atau semua orang pun tau, tidak semudah itu.
“kalian gak percayaa?! Jahat”, tanggap Minri mencoba mengeluarkan ekspresi semeyakinkan mungkin.
“NGGAK” jawab mereka kecuali Keylot serempak.
“of course….. not”, timpal Keylot terakhiran.
Oke, kini Minri amat sangat mati kutu. Gak tau apa yang harus diomongin lagi.
“TEGA!! bener kok emang ga adaaaa”, Minri bersikeras meyakinkan dengan muka memelas.
Hening.
“well, dalam proses breakups sih..”, Minri nyerah. Barulah senyuman sumringah terlukis di wajah 4 orang itu. Posisi Jekyung gak berubah, hanya tersungging senyuman yang Minri benar-benar tau apa maksudnya. Tentu, Jekyung menunggu satu nama yang akan disebut chairmate nya itu.
“tak perlu kusebut nama itu”, Minri mencoba untuk tenang dan cuek walaupun pipinya sudah berwarna pink, malu. Tentu saja semuanya sudah tau siapa itu. Orang yang disukai Minri sejak awal kelas 8 sampai sekarang kelas 9.
“perlu”, Hyora membuka mulut.
Minri terperanga, “haruskah?!” jawab Minri tak percaya.
“harus”, jwab keylot lagi.
“tapi kalian tau !” Minri tak mau mengalah.
“tentu saja kami tau” sela jekyung dengan tawa kecil melihat ekspresi Minri yang seolah berkata ‘dasar iblis’.
“LALUUU?!” ucap Minri geram. Kini warna pink itu bukan lagi karna malu, tapi geram atas sikap teman-temannya yang seolah berubah menjelma menjadi iblis mendadak.
“sesulit itukah? Apa gunanya mulut”, timpal Ipeh membuat Minri terdiam.
“Nick” jawab Minri konyol.
“oke, lanjut! Kamu!”, lanjut Minri tidak memperdulikan senyuman iblis yang dilontarkan temannya, lalu menunjuk Hyora.
“hey, kau salah tunjuk”, Hyora tetap acuh dan menggerakkan tangan Minri ke arah Ipeh.
“no problem, sama aja. Ayo Peh!”, Minri mengangkat bahu dan menepuk pundak Ipeh menyuruhnya untuk memberi jawaban atas pertanyaan yang sama.
“ada, tapi bukan di kelas, namanya Adam”, jawabnya tanpa basa-basi.
“ooh gak bissaaa, di ke-las”, tukas Minri lagi dengan mantap.
“hmm bukan suka sih, tapi yang menurut aku lumayan aja ya”, semua mengangguk, “casey”. Awalnya semua tertegun, namun segera tersenyum paksa. Yaah, di antara mereka semua hanya Ipeh yang gak tau bahwa Jekyung juga suka dengan casey.
“lanjut! Kamu!” tunjuk Ipeh pada Jekyung.
“ehm.. kasih tau gak yaaa” canda Jekyung mondar-mandir di kamarnya, atau lebih tepatnya mondar mandir mencari jawaban yang tepat untuk Ipeh. Ingin menyembunyikan fakta bahwa mereka menyukai orang yang sama.
Jekyung kembali ke lingkaran, Minri dan Hyora saling melirik seolah bertelepati melalui bola mata, penasaran dengan jawaban Jekyung.
“Minho” jawab Jekyung yang keliatan ragu, “tapi bukan suka sebagai itu, sayang sebagai saudara sih”, lanjutnya. Ipeh mengangguk. Keylot, Minri, dan Hyora ikut-ikutan mengangguk. Namun ‘mengangguk’ dalam arti yang berbeda.
“kamuuu!! Gak ada alesan buat ngelak lagi! Ppali!!”, tunjuk Jekyung pada Hyora. Hyora emang udah jadi sasaran empuk buat jujur-jujuran gini, karna dia lagi digosipin dengan ‘seseorang’ di kelas.
Hyora tersenyum setengah ketawa. “ngehehe, Jangan kasih tau siapa-siapa yaa”, yang lain Cuma ngangguk. “Diem-diem aja yaaa”, yang lain ngangguk lagi. “hihihi, beneran yaaaa”, yang lain ngangguk kesel. Sementara Hyora masih sibuk ber’haha-hihi’.
“HYORAA!!”, geram Jekyung dan Minri kelamaan nunggu jawaban Hyora.
“hehehe, Habib, hihihi”, jawabnya masih dengan ‘haha-hihi’ nya. Ntah malu atau emang lagi mabuk. Setelah itu, semuanya pun ikut-ikutan ber’haha-hihi’ ria.
“terakhir~” ucap Jekyung sambil melirik si Keylot.
“Aaah~ aku”, desah keylot sambil mengatur posisi duduk lebih relax. “Masih sama si Haera sih..” jawabnya. Untuk jawaban Keylot yang satu ini, semua ber ‘no-comment’.
Hening sementara sampai Minri mengeluh kelaparan. Mereka keluar dan segera mengambil tempat di salah satu meja di warung depan rumah Jekyung itu, warung Sapphire Blue.
Di warung tempat mereka makan..
“Peh, hmm aku nih suka si Casey sebenernya, jangan sakit hati ya”, jujur Jekyung di sela makan pada Ipeh.
“mwo yaa~? Biasa aja”, jawab Ipeh santai. Untunglah si Ipeh banyak cadangan, jadi dia gak berat-berat amat nerima fakta kalo mereka menyukai orang yang sama. Minri, Keylot, dan Hyora saling melirik sambil tersenyum.
“Sabar yah..”, jawab mereka bertiga serempak.
“Mwoya~? Udah dibilang biasa aja,kanudah kubilang bukan SUKA, Cuma lumayan aja”, jawab Ipeh cuek dgn penekanan. Karena memang sebenernya suka dia ke Casey nggak sama seperti suka Jekyung ke Casey. Kesimpulannya, komentar dia tentang Casey adalah ‘Lumayan banget buat pajangan rumah’. Sekiranya begitu.
Setelah semuanya kenyang, mereka kembali masuk ke rumah Jekyung. Semuanya duduk di kursi dalam diam. Hening. Beberapa lama kemudian
“main yuk..” jekyung memulai pembicaraan sambil memainkan handphone-nya.
“ayuk..” canda Minri seperti meracau sambil mainin kukunya
“apa deh -_-”, sela Hyora yang lagi tiduran di kursi tamu.
“gaje ah, sesuatu -_-“ keylot mulai angkat bicara.
“main kursi aja yok!” Ipeh semangat.
Semua beralih pandang ke arah Ipeh.
“oh no no no, kursi di rumah ini masih kredit semua!”, tolak Jekyung menatap Ipeh aneh.
“sorry, badan gue masih pegel karna olahraga kemaren, sekarang udah mau dipukul pake kursi? Ke laut deh sono!”, ketus Minri sambil melempar bantal ke arah Ipeh.
“Gubrak! Bukan gitu babo!!”, Ipeh melempar bantal balik kearah Minri, “kita susun kursi sesuai jumlah pemain tapi kursinya dikurangin satu. Misalnya pemain 4 orang, kursinya 3, yang gak dapet kursi kalah”, celoteh Ipeh.
Ipeh mendesah males ngeliat temen-temennya yang sama sekali gak menunjukkan tanda mengerti. Ntah apa karna emang bloon atau emang penjelasannya yang kurang bisa dimengerti.
Lalu, Ipeh meneruskan celotehannya, “terus..”
“oooh, yes yes yes, arraso!”, sela keylot ngangguk-ngangguk sambil senyum sumringah.
“BELOOM WOY! Belom selesai ngmong!”, amuk Ipeh membuat ketiga temennya –Minri, Jekyung, dan Hyora- ketawa setengah ngakak. Ladas.
“yeee! gue juga tau! Ini mah mainan anak TK/SD!! Masih untung gue udah ngerti duluan, liat noh ! yang situ masih bengong oon gitu”, omel balik Keylot gak terima.
“terus..”, lanjut Ipeh lagi tanpa memperdulikan balasan mantapnya si Keylot.
“ada yang muter lagu gitu, pas lagunya berenti….” potong Keylot ngelanjutin omongan Ipeh.
“woy!!! Enak aja lo main potong segala!”, bentak Ipeh ngelemparin botol aqua yg sedari tadi dia mainin. Ketiga temennya yang lain masih bengong gak ngerti dan sempat ketawa kecil ngeliat ekspresi najisnya si keylot pas dilemparin botol oleh Ipeh. yang terlihat capek cuma Minri, ya, capek ngeliat perdebatan terus di antara temen-temennya itu, nggak Jekyung VS Hyora, maupun Ipeh VS Keylot. Sama aja. Dia yang akan selalu jadi penengah perdebatan itu.
“Stop wooy!! Stop! Udah! Bisa-bisa ancur nih rumah orang!”, teriak Minri meredam suasana, “lanjutLot!”, perintah Minri pada Keylot. Memang penjelasan Keylot lebih mudah dimengerti daripada Ipeh yang berbelit-belit. Ekspresi aneh Keylot langsung berubah senyum sambil melirik kea rah Ipeh seolah menunjukkan kemenangan.
“pas lagunya berenti, pemain ngerebutin kursi itu, yang gak dapet kursi itu kalah. Begitu seterusnya sampai ada 1 pemenang. Dan yang kalah harus ngejalanin perintah si pemenang”, lanjut Keylot mantap.
Minri, Jekyung, dan Hyora akhirnya mengangguk mengerti. Sedang Ipeh Cuma cemberut semeruwut karna kalah oleh si Keylot. Biasanya dia yang menang dari perdebatan, tapi kali ini berbeda.
“boleh juga, aku ikut main”, Jekyung angkat tangan. Disertai tangan-tangan yang lainnya.
Gak lama kemudian, Jekyung ngeluarin 3 buah kursi, bukan kursi kayu kaya kursi tamu, tapi kursi besi seperti kursi di tempat kursus.
“Aku jadi DJ”, kata Keylot sebelum games yang sangat anak-anak ini dimulai.
Minri, Jekyung, Ipeh, dan Hyora mengambil tempat.
#nowPlaying : Mr. Simple by Super Junior
Because you naughty, naughty, hey! Mr. Simple
Because you naughty, naughty, SUJU ganda!
 Sesang-ee nae mamdaero ahn dwendago hwaman naemyuhn geuruhl piryo uhbji
Guhkjuhngdo paljada jageun ire nuhmoo yuhnyuhnhaji malja mome johji anha
 Suhngjuhgi johaddaga nappadaga geuruhn guhji mwuh heung! Shiljuhgi olladdaga dduhruhjyuhdda geuruhn ddaedo ijji
 Uhjjuhmyuhn gwaenchanha swiuh ganeun guhtdo joha modeun guhshi ddae ddae ddae ddae ddaega inneun guhnikka
 Geudaega namjaramyuhn chingool manna sool han jane tuhruhbuhrigo (Alright!) Alright
  Geudaega yuhjaramyuhn chingool manna sooda dduhruh nallyuhbuhrigo (Alright!) Alright, Alright
  Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)

-STOP PLAYING-

Brakk!!
Minri jatuh dari kursinya, di dorong oleh pantatnya Ipeh yang bohay (mian nurbaiti -_-V)
“YA!! CURANG!!!”, teriak Minri. Tapi nihil, yang didapat Minri bukan pembelaan yang ada mehrong nya si Ipeh.
“mainnya emang gitu, gimanapun caranya, harus dapet kursi”, keylot malah ngebela Ipeh sedangkan Minri masih ngelus-ngelus pantatnya yang sakit.
“ngomong kek daritadi!! Ini mah namanya bukan main kursi, tapi main adu pantat!”, omel Minri.
Percuma saja Minri mengomel begitu, permainan terus berlangsung dengan seru. Dan akhirnya dapatlah pemenangnya, Ipeh.
“YEEYY!! Aku menaang~ yippiee!! We did it!”, girang Ipeh sambil joget.
“ya iyalah!! Montok gitu!!”, celoteh Hyora sambil ngelus pantatnya yang juga diserodok oleh pantat Ipeh.
“gila! Pantat apa beton tuh Peh! Check dulu gih!”, lanjut Jekyung yang juga jadi korbannya Ipeh. Sedangkan Keylot masih ngakak daritadi.
“hihihi, ada guna juga ya pantat bohay, wkwk”, tawa Ipeh menggelegar.
“bacot, cepetan! Permintaannya!”, ketus Minri masih gak terima kalo dia kalah.
“hmm.. apa ya? Keylot!Adausul gak?”, Tanyanya ke Keylot. Sesering-seringnya mereka bertengkar atau debat, mereka lebih sering akur kaya gini. Apalagi kalo urusan jahil-menjahil, 2 sejoli ini ahlinya.
Keylot berbisik ke telinga Ipeh. Setelah itu, mereka saling ‘tos evil’. Jekyung dan Hyora saling pandang, punya firasat buruk. Sementara Minri cuek menunggu titah sang baginda ratu satu ini.
“Jekyung!”, panggil Ipeh.
“siap komandan?”, jawab Jekyung sambil memberi hormat seolah tentara prajurit yang akan diberi tugas oleh komandannya.
“kerjain tugas kimia aku, oke oke, hihihi”, evil Ipeh memberi perintah. Jekyung hanya mengacungkan jempolnya.
“Hyora!”, panggil Ipeh lagi.
“mwo?!”, ketus Hyora.
Ipeh dan Keylot saling pandang evil sebentar dan nerusin kata-katanya, “kamu harus… tembak habib sekarang, lewat sms”, lanjut Ipeh mantap.
“HAAAAHH?!! NEOMU MICHYEO?!! HEY!!!”, spontan Hyora teriak. Dan hanya dibalas senyuman manis + evil nya sang pemberi titah.
“Baginda ratu telah berkataa~ neomu yeppeo bagindaa~ I agree 100% with you!! Hahaha!!”, tawa Minri meledak.
“ANDWAAEEE!!!!”, tolak Hyora keras.
“ppali Hyora~ ini kebaikanmu..”, bujuk jekyung.
“terus? Untuk aku apaan ratu? Wkwk”, kata Minri masih setengah ketawa.
“hmm.. apa yaa? Pijitin aku ajalah!”, jawab Ipeh sambil nepuk-nepuk pundaknya. Minri tersenyum sumringah. Ntah mimpi apa Minri semalem, dia ngerasa paling hoki di antara orang 2 (Jekyung&Hyora) itu.
“Sippoo!!”, Minri langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung mijitin si Ipeh. Praktis. Sederhana. Simple.
“tega. Bener bener tega”, ucap Hyora sambil menyipitkan mata memelas.
“ppalii~ ini demi kebaikanmu juga Hyora..”, bujuk Jekyung lagi sambil menggerakkan pundak Hyora. Diikuti anggukan sang ratu Ipeh.
“kebaikan pala lu peyang!”, amuk Hyora pada Jekyung. Jekyung hanya ketawa nakal. “belum siap..”, rengek Hyora.
“sportif dong”, sang DJ Keylot mulai ikutan nimbrung.
Minri ngangguk, “kemungkinan diterima ada.. 88 persen kok, tidak, 90%”, ucap Minri sambil memegangi dagu.
“ratu jahannam”, cemberut Hyora pada Ipeh.
“hoy! Kurang ajar, ini games tau! Sportifitas harus dipakek !”, jawab Ipeh ngelempar botol dan tepat mengenai kepala Hyora. Hyora hanya meng-aduh dan tambah cemberut semerawut.
“udah gih, mana handphone mu! Aku ketikin aja”, kata Jekyung sambil mencari handphone Hyora.
“gak! Aku aja”, hyora langsung menyambar handphone nya yang ada di atas meja.
“ya udah! Cepetan makanya!”, sambar Jekyung pada Hyora yang masih cemberut.
“gak boleh ada kata-kata yang nunjukkin kalo kamu disuruh. Tulus. Toh, kamu juga suka sama diakan”, kata Ipeh mantap. Diikuti anggukan Minri dan Keylot.
“aku, Jekyung, Minri, jadi editor deh ratu. Sebelum dikirim ntar ditunjukkin dulu isi sms-nya”, kata-kata Keylot pada ratu ngebuat Hyora tambah jengkel.
oh gosh!! Mimpi apaan aku semalem -_-‘ batin Hyora.
Hyora mulai ngetik sms, diliatin oleh Jekyung. Jekyung mengangkat sebelah alis dan tersenyum geli. Minri dan Keylot saling pandang ngeliat ekspresi nya Jekyung, Minri hanya mengangkat bahu dan lanjut memperhatikan Jekyung.
Jekyung menyambar handphone Hyora dan memberikannya ke Minri dan Keylot.
sorry, ini bukan apa-apa ya, aku kalah games. Jadi aku disuruh nembak kamu. Bib, aku suka sama kamu”, Keylot dan Minri membaca dengan suara keras. Tawa Ipeh, Minri, Keylot, dan juga Jekyung meledak bersamaan.
“kamu nih pinter Hyora, tapi kok jadi bego gini kalo soal tembak menembak”, tukas Jekyung masih sambil ketawa. Hyora menutup mukanya. Seandainya dia punya 4 tangan, Hyora pasti akan menutup kedua telinganya juga.
“kalo kamu gini caranya, itu sama aja kamu nyuruh kami buat ngetik sms nya juga! Hahaha! Bego deh Hyoraa, udah tau mau diliatin dulu ke kita-kita”, Minri menambahkan komentar.
Hyora ikutan ketawa kecil sekaligus jengkel. Jekyung mengetik ulang isi sms itu. Tentunya amat sangat berbeda dengan isi yang diketik oleh Hyora tadi.
“kami kirim kaya gini ya?”, Jekyung memperlihatkan is isms yang sudah di editnya.
Bib, aku suka kamu.

“tumben minta izin dulu. Terserah deh, toh kalo aku nolak pun gak ada yang nanggepinkan?”, ketus Hyora pasrah.
“kami anggap jawaban itu iya hihi”, Minri tersenyum geli.
Hening sementara sampai handphone Hyora berdering.
serius? Ini siapa? Bukan Hyora pastinya”, Jekyung membaca isi pesan Habib untuk Hyora. Minri menyambar handphone Hyora dari tangan Jekyung.
hellooo? Gak percaya? silakan telpon!”, kesal Minri sambil mengetik pesan.
“babo! Jangan gitu!”, Ipeh menjitak kepala Minri dan merebut handphone Hyora dari tangan Minri.
“abis, bertele-tele gitu, mana gak kesel? Udah setengah mati ngebujuk sih Hyora buat sms gitu, eh malah gak percaya”, omel Minri sambil mengelus-elus kepalanya.
serius kok, ini Hyora”, Ipeh mengetik pesan. “kirim gini ya Hyora?”, Ipeh menunjukkan isi pesannya ke Hyora.
“iya deh, apa yang nggak buat RATU JAHANNAM”, angguk Hyora dan berkata dengan penekanan. Ipeh nggak nanggepin ejekan Hyora itu, malah tersenyum puas.
“ciyee kayaknya udah mulai mau ngelanjutin tuh buat nembak Habib”, rayu Keylot pada Hyora. Hyora cuma tersenyum malu.
Handphone Hyora lalu berdering.
“Habib nelpon!! Hyora! Angkat!”, panik Ipeh dan langsung ngasih itu handphone ke Hyora.
Hening. Hanya ada suara dering handphone.
Hyora menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya kembali dan mengangkat telponnya
“yobseyo?”, jawab Hyora dengan suara gemetar. Perasaannya kini berkecamuk, sangat amat grogi, deg-degan, nervous, malu, takut.
“Hyora?”, suara habib darisana benar-benar jelas, menambah ke-nervous-an Hyora. Hyora terdiam cukup lama, membuat keheningan diantara mereka berlima ditambah Habib. Habib dan Hyora sama-sama terdiam, sama-sama nervous, sama-sama deg-degan. Jekyung menatap Hyora dalam, lalu mengangguk.
“ya?”,  akhirnya Hyora membuka mulut memecahkan keheningan.
“hmm yang tadi.. seriuskah?”, tanya Habib.
Hyora kembali terdiam. Minri terlihat geram, ingin sekali dia mengatakan kata ’iya’,   tapi Ipeh mengelus punggung Minri, memberitahu bahwa ia harus sabar. Memberitahu bahwa, kemungkinan 90% itu ada.
Hyora menarik nafas dalam-dalam kembali dan, “ya”, kata Hyora membuat Minri bernafas lega.
“jadi.. kamu mau jadi pacar aku?”, tembak Habib mantap.
Ipeh, Jekyung, Minri, Keylot tersenyum sumringah. Mengangguk serempak.
“ya”, Hyora mengucapkan kata ‘ya’ untuk terakhir kali dalam sesi tembak menembak ini. Hyora mematikan telpon. Dan…
“YUHUU!! We did it!! Chukkaee!! Peje doong!! Pejee!!”, teman-temannya bersorak keras. Hyora masih tertegun, memandang ke depan tanpa ekspresi.
“hyora, bernafas”, kata Jekyung. Hyora menghembuskan nafasnya tiba-tiba.
“bukan mimpi kaaan Jekyung?! Bukan mimpi?! Cubit deh cubit!”, tiba-tiba Hyora bersorak heboh sambil sumringah. Jekyung menggeleng lalu mencubit pipinya.
“Aww! Sakit!! Berarti bukan mimpi!! Hahaha!! Bukan mimpi peh!!”, sorak Hyora sambil menggerak-gerakkan pundak Ipeh. Lalu meloncat-loncat kegirangan. Empat temannya yang lain hanya ketawa ngeliat ekspresi spontan Hyora.
“jadi… udah seneng tuhkan.. pejenya mana?”, sindir Ipeh meminta PJ alias Pajak Jadian dari Hyora.
“peje kalian besok, mie di kantinnya Sora Onnie”, kata Hyora mantap. Dan yang lain langsung bersorak kegirangan, lagi.
Gak kerasa langit sudah mulai redup.
“aku pulang ya, sudah sore”, kata Minri mengambil tasnya dari kursi tamu.
“aku ikut”, Hyora mengacungkan tangan sambil tersenyum.
“me too”, Ipeh juga mengambil tasnya di dekat Minri.
“bye Jekyung~”, Keylot ikut-ikutan mau pulang.
“byeee!!!”, jawab Jekyung semangat.
Malamnya di rumah Minri…
Selesai mandi, Minri membuka laptopnya. Seperti biasanya, online. Lalu, dia membuka Twatternya. Dan membaca tiap status di dinding Hyora
aah ga nyangka gue bisa dapetin diaaa, thanks a lot guys!!
“sama-sama”, gumam Minri sambil tersenyum.


-FIN-

aaah~ akhirnya selesai juga~ sebenarnya mau bikin fanfiction sih ya, tapi bingung cast nya siapa.
Jadi…….. author memutuskan buat cerpen aja yang masih sedikit bernuansa korea (walaupun sedikit banget). Bisa dibilang kisahnya waktu Habib nembak Atikah. untuk Habib, gue gak bisa nentuin nama korea yang cocok, masa harus gue ganti jadi Taemin? Taemin? Habib? jauuuh. err sorry ._.v

Happy reading :D D